
Sudah menjadi sunnatullah, bahwa hanya planet bumi- lah yang sampai saat ini memiliki sumber air.
Allah SWT menganugerahkan sumber daya alam tak bisa lepas dari air. Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan membutuhkan air terus menerus, sebab Allah menghidup-kannya dari air, sesuai firmanNya :
"Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup." (Q.S. Al-Anbiyaa' [21] : 30).
Sesuai kapasitas makhluk di muka bumi, turunnya air dari langit diukur dan dikendalikan oleh Allah SWT. Firman Allah :
"Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu Kami tempatkan di bumi." (Q.S.Al-Mu'minun [23] : 18).
Menurut hitungan para peneliti, bahwa tiap tahun atmosfer bumi membentuk kelembaban 417.000 km kubik. 146.000 km kubik turun ke daratan sebagai hujan, salju dan embun. Sebagian besar meresap ke dalam tanah untuk menghidupi pepohonan dan sebagian lagi menguap. Tetapi sekitar 38 triliun meter kubik air dari langit mengisi laut. Sedangkan volume laut itu sendiri mencapai ± 1,4 milyar km kubik.
Dari sinilah luapan air tahun demi tahun menjadi sarana hebat untuk mengukir pantai.
AIR GUNUNG
Peranan air bukan hanya pengukir daratan, melainkan juga pembawa butiran zat-zat kimia. Warna kali gunung yang bening mengalir deras ke sungai besar, berubah menjadi arus coklat lalu bercabang ke tiap anak sungai. Kali dari gunung yang terjal mengalir dengan kecepatan 3 meter per detik, tidak hanya menghanyutkan larutan mineral, tetapi menggelindingkan bebatuan, kerikil, dan kandungan lainnya termasuk lahar. Ketika sampai di lereng yang landai, maka partikel tersebut akan tertinggal dan mengendap di berbagai tempat yang bervariasi. Arus semacam ini akan membawa manfaat yang besar bagi manusia. Mekanisme inilah pada gilirannya akan menyediakan endapan emas, timah, platina, kesuburan tanah, dll yang dapat memberikan kesejahteraan bagi ummat manusia pada generasi berikutnya.
AIR DARI LANGIT
Firman Allah :
"Dan Kami turunkan air dari langit yang membawa berkah, lalu Kami tumbuhkan dengannya kebun-kebun dan biji-bijian untuk diketam." (Q.S. Qaaf [50] : 9).
Pada intinya, air yang membasahi bumi semata-mata untuk dihisap oleh tetumbuhan, kebun dan hutan serta diminum oleh manusia dan hewan agar mereka dapat hidup sehat sesuai komposisi tubuh yang terukur. Oksigen yang dikeluarkan oleh pepohonan dibutuhkan oleh manusia dan hewan, sebaliknya karbondioksida yang dikeluarkan oleh manusia dan hewan dibutuhkan oleh pepohonan. Itulah proses ekosistem yang merupakan mata rantai tak terputus, Namun sesuai perkembangan zaman saat ini, fenomena yang terjadi adalah kebutuhan yang tidak seimbang. Semakin tambah umur, jumlah manusia semakin banyak. Semakin luasnya area hutan yang digunduli, hewan hutan semakin punah dan dijadikan obyek bisnis. Oksigen yang dibutuhkan manusia dan hewan semakin menipis, sehingga udara semakin panas, kondisi tubuh manusia yang kekurangan oksigen semakin melemah. Akibatnya jasad manusia tak punya daya untuk menangkal kuman-kuman yang masuk. Selain itu, jumlah pepohonan yang semakin sedikit, mengakibatkan kelebihan air yang ada di bumi diserap ke bawah tanah dan luber meluas ke mana-mana, membawa petaka. Salah siapa ?.
BANJIR & LONGSOR
Akibat berbagai pelanggaran manusia yang telah merusak mata rantai kehidupan, maka luapan air dan tanah longsor terjadi di mana-mana yang merupakan malapetaka bagi penghuni bumi. Rasulullah SAW menegaskan : "Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar), maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor)." (H.R. Al Baihaqi).
AIR ZAM-ZAM
Air dari langit berbeda dengan air zamzam. Di samping untuk keberkahan bagi warga Makkah, Allah SWT telah menjadikan air zamzam untuk menjamu bagi para tamu Allah. Yang sangat meng-herankan, air zamzam tidak pernah surut, walau diambil berapapun dan dibawa hambaNya ke seluruh dunia. Tidak akan ada luapan banjir ke permukaan bumi walaupun dibiarkan. Juru kunci Yahya Kausyak menceritakan peng-alamannya yang memukau, bahwa pada tahun 1400 H atau 1980 M, sumur zamzam dibersihkan dengan cara menyedot 24 jam nonstop dengan 4 unit pompa air berdaya sedot 8 ton per menit. Ketika mencapai kedalaman 13,39 m aliran air dan pompa terhenti. Namun sesudah itu, air memancar kembali dari sumbernya dengan suara yang memekakkan telinga. Jumlah yang tak terbayangkan, air semakin deras naik kembali pada ketinggian hampir 4 meter selama 11 menit. Permukaan air zamzam sampai mulut sumur setinggi 3,23 m, tetap stabil dan tidak luber. Subhanallah.
AIR LAUT
Allah juga menganugerahkan air laut di planet bumi ini berjumlah ± 1,4 milyar km kubik. Tiga per empat bumi telah diselimuti oleh air laut dengan kekayaan luar biasa, yaitu 100 x lipat kekayaan daratan. Pelayaran yang aman, kreasi dan kepandaian manusia juga dapat menuntunnya agar dapat meman-faatkan sumber daya laut, semuanya atas izin dan kasih sayang Allah. Allah mengingatkan : "Tuhanmu yang melayarkan kapal-kapal di laut untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang terhadapmu." (Q.S. Al-Isra' [17] : 66). Air laut yang membentang jagad raya telah ditundukkan Allah agar aman dalam pelayaran dan mudah mengambil berbagai jenis ikan sebagai karunia Ilahi. Namun kebanyakan manusia kurang pandai bersyukur atas kepatuhan air laut yang begitu luas dengan tenangnya melayani manusia. Terbukti ketika Allah mengujinya dengan kesulitan yang terjadi di laut. Mereka lebih mengutamakan mencari-cari ke-salahan dari pada solusi. Lebih sakral melestarikan tumbal dan sesaji dari pada tasyakur kepada Ilahi.
Firman Allah :
"Dan bila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih." (Q.S. [17] : 67).
PUNAHNYA AIR
Kelak akan terjadi suatu masa, bahwa manusia sudah tidak lagi mempedulikan lingkungan. Air se-bagai anugerah keberkahan dari Allah tidak disalurkan kepada pepohonan sebagai sunnatullah. Manusia akan menderita kesulitan yang dibuatnya sendiri. Petaka demi petaka akan menimpa. Akhirnya Allah akan menenggelamkan air ke dasar bumi. Sebaliknya isi perut bumi akan terburai keluar. Hadits dari Ad-Dahhak bin Muzahim :
"Sesungguhnya Allah akan meng-angkat air tawar sebelum hari kiamat, dan semua air akan meresap selain air zamzam. Bumi akan terurai isinya, termasuk emas dan perak………
MUSIBAH SEBAGAI MUHASABAH
Boleh jadi, musibah yang datang bertubi-tubi bukanlah sekedar ujian tapi peringatan. Tegoran bagi para pelanggar syariat. Kerusakan lingkungan telah terjadi di mana-mana, mewarisi generasi masa depan.
Allah SWT menegaskan :
"Kemudian Kami jadikan engkau berada di atas syariat dari urusan itu, maka turutilah syariat itu, dan janganlah engkau turuti kemauan orang-orang yang tidak menge-tahui." (Q.S. Al-Jaatsiyah [45] : 18).
Allah telah mewahyukan Islam yang sempurna dan aturannya mudah dimengerti dan praktis diamalkan, selaras dengan kepentingan manusia, apapun keadaannya. Manusiapun sebenarnya ada yang ditugasi membuat aturan-aturan yang lebih rinci, namun sebagian ada yang melanggarnya. Mari kita tegakkan syari'at Islam, semoga Allah akan menjamin ketentraman, dan air akan tetap menjadi keberkahan sampai masa depan.