Rabu, 20 Januari 2010

AIR SUMBER KEHIDUPAN












Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, ……".(Q.S. Al-An'aam [6] : 99).

Sudah menjadi sunnatullah, bahwa hanya planet bumi- lah yang sampai saat ini memiliki sumber air.

Allah SWT menganugerahkan sumber daya alam tak bisa lepas dari air. Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan membutuhkan air terus menerus, sebab Allah menghidup-kannya dari air, sesuai firmanNya :

"Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup." (Q.S. Al-Anbiyaa' [21] : 30).

Sesuai kapasitas makhluk di muka bumi, turunnya air dari langit diukur dan dikendalikan oleh Allah SWT. Firman Allah :

"Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu Kami tempatkan di bumi." (Q.S.Al-Mu'minun [23] : 18).

Menurut hitungan para peneliti, bahwa tiap tahun atmosfer bumi membentuk kelembaban 417.000 km kubik. 146.000 km kubik turun ke daratan sebagai hujan, salju dan embun. Sebagian besar meresap ke dalam tanah untuk menghidupi pepohonan dan sebagian lagi menguap. Tetapi sekitar 38 triliun meter kubik air dari langit mengisi laut. Sedangkan volume laut itu sendiri mencapai ± 1,4 milyar km kubik.
Dari sinilah luapan air tahun demi tahun menjadi sarana hebat untuk mengukir pantai.

AIR GUNUNG

Peranan air bukan hanya pengukir daratan, melainkan juga pembawa butiran zat-zat kimia. Warna kali gunung yang bening mengalir deras ke sungai besar, berubah menjadi arus coklat lalu bercabang ke tiap anak sungai. Kali dari gunung yang terjal mengalir dengan kecepatan 3 meter per detik, tidak hanya menghanyutkan larutan mineral, tetapi menggelindingkan bebatuan, kerikil, dan kandungan lainnya termasuk lahar. Ketika sampai di lereng yang landai, maka partikel tersebut akan tertinggal dan mengendap di berbagai tempat yang bervariasi. Arus semacam ini akan membawa manfaat yang besar bagi manusia. Mekanisme inilah pada gilirannya akan menyediakan endapan emas, timah, platina, kesuburan tanah, dll yang dapat memberikan kesejahteraan bagi ummat manusia pada generasi berikutnya.

AIR DARI LANGIT

Firman Allah :

"Dan Kami turunkan air dari langit yang membawa berkah, lalu Kami tumbuhkan dengannya kebun-kebun dan biji-bijian untuk diketam." (Q.S. Qaaf [50] : 9).

Pada intinya, air yang membasahi bumi semata-mata untuk dihisap oleh tetumbuhan, kebun dan hutan serta diminum oleh manusia dan hewan agar mereka dapat hidup sehat sesuai komposisi tubuh yang terukur. Oksigen yang dikeluarkan oleh pepohonan dibutuhkan oleh manusia dan hewan, sebaliknya karbondioksida yang dikeluarkan oleh manusia dan hewan dibutuhkan oleh pepohonan. Itulah proses ekosistem yang merupakan mata rantai tak terputus, Namun sesuai perkembangan zaman saat ini, fenomena yang terjadi adalah kebutuhan yang tidak seimbang. Semakin tambah umur, jumlah manusia semakin banyak. Semakin luasnya area hutan yang digunduli, hewan hutan semakin punah dan dijadikan obyek bisnis. Oksigen yang dibutuhkan manusia dan hewan semakin menipis, sehingga udara semakin panas, kondisi tubuh manusia yang kekurangan oksigen semakin melemah. Akibatnya jasad manusia tak punya daya untuk menangkal kuman-kuman yang masuk. Selain itu, jumlah pepohonan yang semakin sedikit, mengakibatkan kelebihan air yang ada di bumi diserap ke bawah tanah dan luber meluas ke mana-mana, membawa petaka. Salah siapa ?.

BANJIR & LONGSOR

Akibat berbagai pelanggaran manusia yang telah merusak mata rantai kehidupan, maka luapan air dan tanah longsor terjadi di mana-mana yang merupakan malapetaka bagi penghuni bumi. Rasulullah SAW menegaskan : "Barangsiapa mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar), maka Allah akan memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor)." (H.R. Al Baihaqi).


AIR ZAM-ZAM

Air dari langit berbeda dengan air zamzam. Di samping untuk keberkahan bagi warga Makkah, Allah SWT telah menjadikan air zamzam untuk menjamu bagi para tamu Allah. Yang sangat meng-herankan, air zamzam tidak pernah surut, walau diambil berapapun dan dibawa hambaNya ke seluruh dunia. Tidak akan ada luapan banjir ke permukaan bumi walaupun dibiarkan. Juru kunci Yahya Kausyak menceritakan peng-alamannya yang memukau, bahwa pada tahun 1400 H atau 1980 M, sumur zamzam dibersihkan dengan cara menyedot 24 jam nonstop dengan 4 unit pompa air berdaya sedot 8 ton per menit. Ketika mencapai kedalaman 13,39 m aliran air dan pompa terhenti. Namun sesudah itu, air memancar kembali dari sumbernya dengan suara yang memekakkan telinga. Jumlah yang tak terbayangkan, air semakin deras naik kembali pada ketinggian hampir 4 meter selama 11 menit. Permukaan air zamzam sampai mulut sumur setinggi 3,23 m, tetap stabil dan tidak luber. Subhanallah.

AIR LAUT

Allah juga menganugerahkan air laut di planet bumi ini berjumlah ± 1,4 milyar km kubik. Tiga per empat bumi telah diselimuti oleh air laut dengan kekayaan luar biasa, yaitu 100 x lipat kekayaan daratan. Pelayaran yang aman, kreasi dan kepandaian manusia juga dapat menuntunnya agar dapat meman-faatkan sumber daya laut, semuanya atas izin dan kasih sayang Allah. Allah mengingatkan : "Tuhanmu yang melayarkan kapal-kapal di laut untukmu, agar kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang terhadapmu." (Q.S. Al-Isra' [17] : 66). Air laut yang membentang jagad raya telah ditundukkan Allah agar aman dalam pelayaran dan mudah mengambil berbagai jenis ikan sebagai karunia Ilahi. Namun kebanyakan manusia kurang pandai bersyukur atas kepatuhan air laut yang begitu luas dengan tenangnya melayani manusia. Terbukti ketika Allah mengujinya dengan kesulitan yang terjadi di laut. Mereka lebih mengutamakan mencari-cari ke-salahan dari pada solusi. Lebih sakral melestarikan tumbal dan sesaji dari pada tasyakur kepada Ilahi.

Firman Allah :

"Dan bila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih." (Q.S. [17] : 67).

PUNAHNYA AIR

Kelak akan terjadi suatu masa, bahwa manusia sudah tidak lagi mempedulikan lingkungan. Air se-bagai anugerah keberkahan dari Allah tidak disalurkan kepada pepohonan sebagai sunnatullah. Manusia akan menderita kesulitan yang dibuatnya sendiri. Petaka demi petaka akan menimpa. Akhirnya Allah akan menenggelamkan air ke dasar bumi. Sebaliknya isi perut bumi akan terburai keluar. Hadits dari Ad-Dahhak bin Muzahim :

"Sesungguhnya Allah akan meng-angkat air tawar sebelum hari kiamat, dan semua air akan meresap selain air zamzam. Bumi akan terurai isinya, termasuk emas dan perak………

MUSIBAH SEBAGAI MUHASABAH

Boleh jadi, musibah yang datang bertubi-tubi bukanlah sekedar ujian tapi peringatan. Tegoran bagi para pelanggar syariat. Kerusakan lingkungan telah terjadi di mana-mana, mewarisi generasi masa depan.

Allah SWT menegaskan :

"Kemudian Kami jadikan engkau berada di atas syariat dari urusan itu, maka turutilah syariat itu, dan janganlah engkau turuti kemauan orang-orang yang tidak menge-tahui." (Q.S. Al-Jaatsiyah [45] : 18).

Allah telah mewahyukan Islam yang sempurna dan aturannya mudah dimengerti dan praktis diamalkan, selaras dengan kepentingan manusia, apapun keadaannya. Manusiapun sebenarnya ada yang ditugasi membuat aturan-aturan yang lebih rinci, namun sebagian ada yang melanggarnya. Mari kita tegakkan syari'at Islam, semoga Allah akan menjamin ketentraman, dan air akan tetap menjadi keberkahan sampai masa depan.

Senin, 18 Januari 2010

PIKUN

"Dan Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu, dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang terlemah (pikun), agar dia tidak mengetahui sesuatu yang pernah diketahuinya." (Q.S. An-Nahl [16] : 70)

Selamat Idul Fitri, untaian kata yang kita ucapkan kepada sesama muslim, tatkala kita telah meram-pungkan ibadah shaum di bulan Ramadhan.

Kalimat itu pendek, namun merupakan kalam penutup bahwa bulan agung yang baru saja kita nikmati telah memisahkan kita. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita telah sukses memenangkan sebuah pertempuran melawan hawa nafsu ? Apakah kita sudah memperbanyak tabungan pahala (keridhoan) ? Apakah kita sudah yakin bahwa dosa-dosa kita telah terhapus atau mendapat remisi ampunan dari Allah SWT ? Jawabannya tergantung niat, keikhlasan dan volume amal kita. Sudah menjadi siklus tahunan, bahwa nanti, Ramadhan pasti mendatangi kita, selama Allah belum menghancurkan dunia fana ini. Kitapun pasti bisa menjumpai bulan suci itu, selama Allah belum mewafatkan kita.

Keberadaan dunia dan manusia tergantung kepada keputusan dan kekuasaan Khaliqnya. Seandainya Allah SWT masih memanjangkan umur kita, yang pasti jasad kita akan semakin melemah. Ajalpun akan semakin dekat. Sesuai takaran yang sudah ditentukan, lama kehidupan manusia memang beda.


BAYANGKAN MASA TUA

Pernahkah kita menerawang, melukis diri atau membayangkan wajah dan jasad kita, ketika diberi usia hingga lanjut. Sekarang, hadapkanlah diri anda di depan cermin. Kini, saya berwajah tampan, bugar, cantik, kokoh, kekar, padat berisi, kulit kencang, bentuk tubuh indah semampai, tenaga masih dibutuhkan, rambut hitam kelam, senyumnya menawan hati bagi yang melihatnya, memiliki daya tarik dan dikagumi. Aku terkenal sebagai aktor & artis, marketing, sales, peragawati, petugas show room, dan lain-lain. Kita sadar, bahwa itulah makhluq ciptaan Allah yang paling sempurna. Subhanallah.

Kita sadari pula bahwa sesempurna bagaimanapun akan tetap fana yang memiliki batas akhir. Keindahan jasad yang dulu pernah kita puja, lambat laun akan digerogoti oleh masa. Allah SWT memerintahkan kita untuk memikirkan masa tua sesuai firmanNya : "Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya semula (dalam kelemahan). Maka apakah mereka tidak memikirkannya?." (Q.S. Yaasin [36] : 68). Masih di depan cermin. Perhatikanlah puluhan tahun mendatang, bayangkan seandainya Allah masih memberikan ijin untuk menggunakan kenikmatan dunia. Tataplah wajah anda. Di bawah kelopak mata anda akan terdapat garis-garis yang bergelantungan. Wajah anda akan dihiasi oleh keriput yang berliku-liku. Yang dulunya sulit dicubit karena kenyal, kini sangat mudah ditarik karena hanya kulit kosonglah yang tersisa. Dulu kita bangga memiliki kulit yang mulus dan kencang, namun kini telah pudar, kusut dan mengendor. Tenaga muda telah beralih menjadi loyo dan lemah. Rambut yang dahulu kita anggap sebagai mahkota, kini sudah memutih bertaburkan uban. Keadaan seperti ini tidaklah perlu kita risaukan, sebab proses kejadian manusia sudah merupakan sunnatullah. Firman Allah SWT : "Allah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah lemah menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban." (Q.S. Ar-Rum [30] : 54).

Bila kita mengingat kembali di masa kecil, mata, telinga, mulut, hidung, tubuh dan hati masih terasa lemah. Lalu tumbuh menjadi dewasa, menjelma menjadi kuat, lincah, bertenaga dan peka terhadap sesuatu. Setelah mencapai umur tua, menjadi tak berdaya kembali.

Bahkan ketika diberi usia extra, di antaranya ada yang menjadi lupa terhadap kejadian yang dialami sebelumnya. Dia tak bisa bercerita, sebab memori dalam otaknya mengalami error. Firman Allah : “Dan Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu, dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang terlemah (pikun), agar dia tidak mengetahui sesuatu yang pernah diketahuinya." (Q.S. An-Nahl [16] : 70).

Dalam kondisi seperti ini, dia tak tahu apa yang dia ucapkan, dia tak mengenal lagi siapa di hadapannya. Yang terdengar adalah ucapan-ucapan secara reflek yang biasa dilakukan selama masih tegar. Kalau terbiasa dengan kalimat-kalimat toyyibah, dia akan lanjutkan ucapan itu. Sebab memori otaknya telah terbenam banyak dengan kata-kata mulia. Selama hayatnya, dia banyak melihat tentang kekuasaan Allah, faham bacaan-bacaan mulia, sehingga otaknya punya rekaman yang agung. Tetapi sebaliknya bila terbiasa dengan kata-kata jorok, diapun akan terus lakukan secara latah, yang akan membawa malu dan bahan ejekan bagi keluarga dan handai taulan.

Peristiwa ini merupakan sebuah ilustrasi nyata, bahwa keadaan pikun yang mungkin akan dialami oleh seseorang seperti tadi, semoga akan membawa pengaruh positif terhadap kehidupan orang-orang yang masih diberikan kesadaran dan tahu tentang jati dirinya sebagai hamba Allah.


TINJAUAN KLINIS

Perilaku/ watak seseorang sangat mempengaruhi proses kimia yang diproduksi oleh kelenjar Adrenal, yang terdapat di atas ginjal, berukuran 2,5 x 5 cm berat 1/5 ons. Ketika seseorang mengalami keterpaksaan, stress, tertekan (depresi), marah, rasa tidak puas, takut, jengkel, ambisius, kecewa, gelisah karena suka bohong, kasar ataupun kejam, hormon Adrenalin akan diproduksi secara besar-besaran untuk menyiapkan jasad secara biologis dalam memberikan reaksi perlawanan. Banyaknya hormon ini akan berakibat :

  1. Mempercepat timbunan lemak pada dinding pembuluh darah, lalu pengerasan dan kemungkinan efek lanjutannya adalah penyempitan pembuluh darah koroner di jantung.
  2. Mengganggu proses pem-bentukan protein pada kulit, sehingga akan mempercepat timbulnya keriput dan proses ketuaan.
  3. Menghambat aliran darah ke otak yang dapat membuat orang cepat menjadi pikun.


HIMBAUAN :

Dengan memperhatikan keadaan kita di waktu senja, tentunya kita sudah mengetahui kuncinya agar dapat terhindar dari hal-hal yang mengkhawatirkan itu, dengan cara :

  1. Dalam melakukan setiap ibadah/ aktivitas, kerjakanlah dengan tulus ikhlas, pasrah diri, tawakkal, tenang, rasa puas batin, pupuklah sifat qona'ah (nrimo), berbuatlah jujur, penyabar, ramah dengan sesama, agar tidak menjadi beban berat terhadap kelenjar Adrenal. Perba-nyaklah rasa syukur dan harapan ridho dari Allah SWT.
  2. Janganlah terlalu memuji diri di saat jasad masih perkasa, sebab jasad yang fana ini pada akhirnya akan bertempat tinggal di liang kubur.
  3. Janganlah merombak organ tubuh yang sudah merupakan sunnatullah, seperti menyemir uban, memancung-kan hidung, laki-laki berlagak dan berbusana perempuan atau sebaliknya, dll.
  4. Memohon do'a kepada Allah SWT sesuai hadits dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW berdo'a : "Allahumma, aku berlindung kepadaMu dari sifat kikir, malas, pikun, umur yang paling lemah, siksa kubur, fitnah Dajjal, fitnah dalam keadaan hidup dan mati." (H.R. Bukhari). Kebanyakan kita ingin berumur panjang, tapi enggan kalau menjadi pikun.

Semoga bermanfaat. (Hr)