
Selamat Idul Fitri, untaian kata yang kita ucapkan kepada sesama muslim, tatkala kita telah meram-pungkan ibadah shaum di bulan Ramadhan.
Kalimat itu pendek, namun merupakan kalam penutup bahwa bulan agung yang baru saja kita nikmati telah memisahkan kita. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita telah sukses memenangkan sebuah pertempuran melawan hawa nafsu ? Apakah kita sudah memperbanyak tabungan pahala (keridhoan) ? Apakah kita sudah yakin bahwa dosa-dosa kita telah terhapus atau mendapat remisi ampunan dari Allah SWT ? Jawabannya tergantung niat, keikhlasan dan volume amal kita. Sudah menjadi siklus tahunan, bahwa nanti, Ramadhan pasti mendatangi kita, selama Allah belum menghancurkan dunia fana ini. Kitapun pasti bisa menjumpai bulan suci itu, selama Allah belum mewafatkan kita.
Keberadaan dunia dan manusia tergantung kepada keputusan dan kekuasaan Khaliqnya. Seandainya Allah SWT masih memanjangkan umur kita, yang pasti jasad kita akan semakin melemah. Ajalpun akan semakin dekat. Sesuai takaran yang sudah ditentukan, lama kehidupan manusia memang beda.
BAYANGKAN MASA TUA
Pernahkah kita menerawang, melukis diri atau membayangkan wajah dan jasad kita, ketika diberi usia hingga lanjut. Sekarang, hadapkanlah diri anda di depan cermin. Kini, saya berwajah tampan, bugar, cantik, kokoh, kekar, padat berisi, kulit kencang, bentuk tubuh indah semampai, tenaga masih dibutuhkan, rambut hitam kelam, senyumnya menawan hati bagi yang melihatnya, memiliki daya tarik dan dikagumi. Aku terkenal sebagai aktor & artis, marketing, sales, peragawati, petugas show room, dan lain-lain. Kita sadar, bahwa itulah makhluq ciptaan Allah yang paling sempurna. Subhanallah.
Kita sadari pula bahwa sesempurna bagaimanapun akan tetap fana yang memiliki batas akhir. Keindahan jasad yang dulu pernah kita puja, lambat laun akan digerogoti oleh masa. Allah SWT memerintahkan kita untuk memikirkan masa tua sesuai firmanNya : "Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadiannya semula (dalam kelemahan). Maka apakah mereka tidak memikirkannya?." (Q.S. Yaasin [36] : 68). Masih di depan cermin. Perhatikanlah puluhan tahun mendatang, bayangkan seandainya Allah masih memberikan ijin untuk menggunakan kenikmatan dunia. Tataplah wajah anda. Di bawah kelopak mata anda akan terdapat garis-garis yang bergelantungan. Wajah anda akan dihiasi oleh keriput yang berliku-liku. Yang dulunya sulit dicubit karena kenyal, kini sangat mudah ditarik karena hanya kulit kosonglah yang tersisa. Dulu kita bangga memiliki kulit yang mulus dan kencang, namun kini telah pudar, kusut dan mengendor. Tenaga muda telah beralih menjadi loyo dan lemah. Rambut yang dahulu kita anggap sebagai mahkota, kini sudah memutih bertaburkan uban. Keadaan seperti ini tidaklah perlu kita risaukan, sebab proses kejadian manusia sudah merupakan sunnatullah. Firman Allah SWT : "Allah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah lemah menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban." (Q.S. Ar-Rum [30] : 54).
Bila kita mengingat kembali di masa kecil, mata, telinga, mulut, hidung, tubuh dan hati masih terasa lemah. Lalu tumbuh menjadi dewasa, menjelma menjadi kuat, lincah, bertenaga dan peka terhadap sesuatu. Setelah mencapai umur tua, menjadi tak berdaya kembali.
Bahkan ketika diberi usia extra, di antaranya ada yang menjadi lupa terhadap kejadian yang dialami sebelumnya. Dia tak bisa bercerita, sebab memori dalam otaknya mengalami error. Firman Allah : “Dan Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu, dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang terlemah (pikun), agar dia tidak mengetahui sesuatu yang pernah diketahuinya." (Q.S. An-Nahl [16] : 70).
Dalam kondisi seperti ini, dia tak tahu apa yang dia ucapkan, dia tak mengenal lagi siapa di hadapannya. Yang terdengar adalah ucapan-ucapan secara reflek yang biasa dilakukan selama masih tegar. Kalau terbiasa dengan kalimat-kalimat toyyibah, dia akan lanjutkan ucapan itu. Sebab memori otaknya telah terbenam banyak dengan kata-kata mulia. Selama hayatnya, dia banyak melihat tentang kekuasaan Allah, faham bacaan-bacaan mulia, sehingga otaknya punya rekaman yang agung. Tetapi sebaliknya bila terbiasa dengan kata-kata jorok, diapun akan terus lakukan secara latah, yang akan membawa malu dan bahan ejekan bagi keluarga dan handai taulan.
Peristiwa ini merupakan sebuah ilustrasi nyata, bahwa keadaan pikun yang mungkin akan dialami oleh seseorang seperti tadi, semoga akan membawa pengaruh positif terhadap kehidupan orang-orang yang masih diberikan kesadaran dan tahu tentang jati dirinya sebagai hamba Allah.
TINJAUAN KLINIS
Perilaku/ watak seseorang sangat mempengaruhi proses kimia yang diproduksi oleh kelenjar Adrenal, yang terdapat di atas ginjal, berukuran 2,5 x 5 cm berat 1/5 ons. Ketika seseorang mengalami keterpaksaan, stress, tertekan (depresi), marah, rasa tidak puas, takut, jengkel, ambisius, kecewa, gelisah karena suka bohong, kasar ataupun kejam, hormon Adrenalin akan diproduksi secara besar-besaran untuk menyiapkan jasad secara biologis dalam memberikan reaksi perlawanan. Banyaknya hormon ini akan berakibat :
- Mempercepat timbunan lemak pada dinding pembuluh darah, lalu pengerasan dan kemungkinan efek lanjutannya adalah penyempitan pembuluh darah koroner di jantung.
- Mengganggu proses pem-bentukan protein pada kulit, sehingga akan mempercepat timbulnya keriput dan proses ketuaan.
- Menghambat aliran darah ke otak yang dapat membuat orang cepat menjadi pikun.
HIMBAUAN :
Dengan memperhatikan keadaan kita di waktu senja, tentunya kita sudah mengetahui kuncinya agar dapat terhindar dari hal-hal yang mengkhawatirkan itu, dengan cara :
- Dalam melakukan setiap ibadah/ aktivitas, kerjakanlah dengan tulus ikhlas, pasrah diri, tawakkal, tenang, rasa puas batin, pupuklah sifat qona'ah (nrimo), berbuatlah jujur, penyabar, ramah dengan sesama, agar tidak menjadi beban berat terhadap kelenjar Adrenal. Perba-nyaklah rasa syukur dan harapan ridho dari Allah SWT.
- Janganlah terlalu memuji diri di saat jasad masih perkasa, sebab jasad yang fana ini pada akhirnya akan bertempat tinggal di liang kubur.
- Janganlah merombak organ tubuh yang sudah merupakan sunnatullah, seperti menyemir uban, memancung-kan hidung, laki-laki berlagak dan berbusana perempuan atau sebaliknya, dll.
- Memohon do'a kepada Allah SWT sesuai hadits dari Anas bin Malik, Nabi Muhammad SAW berdo'a : "Allahumma, aku berlindung kepadaMu dari sifat kikir, malas, pikun, umur yang paling lemah, siksa kubur, fitnah Dajjal, fitnah dalam keadaan hidup dan mati." (H.R. Bukhari). Kebanyakan kita ingin berumur panjang, tapi enggan kalau menjadi pikun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar